![]() |
Judul Buku : Mahardikans Penulis : Resti Dahlan Penerbit : GPU Tebal : 280 Halaman Terbit : April 2017 |
"Pertama, nggak ada yang boleh tau tentang hubungan kita. Kedua, jangan ajak gue ngobrol di sekolah. Dan ketiga, terserah lo mau berteman sama siapa aja di sekolah. Asalkan... dia bukan anak IIS."
Kekey sudah menduga kehidupannya akan semakin suram karena terpaksa satu sekolah dengan Elgo, musuh bebuyutannya. Tapi dia tidak menyangka rasanya akan seneraka ini. Apalagi setelah ia bertemu Arky, seniornya yang super ramah dan Zammar, artis idolanya sejak kecil yang ternyata anak IIS.
Ditambah lagi permusuhan dua kubu SMA Mahardika. Elgo, Derrick, Endru, dan Abim dari kubu MIA. Sedangkan Arky, Zammar, Kevin dari kubu IIS. Kekey yang tidak tahu apa-apa mendadak terseret ke dalam pusaran pelik itu. Apa yang harus Kekey lakukan?
--------------------------
Mahardikans menceritakan kehidupan Kekey, seorang gadis remaja yang "terpaksa" harus bersekolah di SMA Mahardika. Sebenarnya siapa yang mau menolak sekolah di Mahardikans? Sekolah yang terkenal karena hanya orang-orang berprestasi saja yang bisa masuk kesana karena harus melewati serangkaian tes yang luar biasa rumit.
Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Kekey. Rasanya sudah cukup kehidupan SMPnya dibuat kelabu oleh satu-satunya orang yang membuat dia harus merasakan masa remaja yang tidak mengenakkan, dan orang itu sudah duluan masuk ke SMA Mahardika. Namun, untuk menolak permintaan papa pun, Kekey sulit sekali. Apalagi papa berharap Kekey bisa masuk ke SMA Mahardika karena ada Elgo disana.
Seperti bayangan Kekey, hari pertama saja dia sudah terlibat masalah besar. Karena berusaha "sok pahlawan" membantu sesama murid baru yang tidak mengikuti masa orientasi, Kekey pun menjadi pusat perhatian. Apalagi dia langsung berada di tengah-tengah 2 kubu yang memang selalu bertikai di SMA Mahardika.
Kubu MIA yang beranggotakan Elgo, Derrick, Abim dan Endru. Sedangkan Kubu IIS yang beranggotakan Arky, Zammar dan Kevin. Kevin tak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Arky, kakak kelas yang selalu menolongnya dan Zammar idolanya sejak masih kecil.
Tetapi kedekatannya dengan Arky dan Zammar menjadi masalah tersendiri. Sudah sejak awal, Elgo memperingatkan Kekey jangan membuat masalah apalagi kalau sampai berhubungan dekat dengan anak-anak IIS terutama Arky, Zammar dan Kevin. Nah, ini malah Kekey terlibat erat dan itu berarti pengkhianatan. Dimulailah hari-hari terberat Kekey,karena dia berada di pusaran pelik itu.
Apa yang terjadi sesungguhnya dengan Kekey? Ada masalah apa pula dengan kubu IIS dan MIA?
"Sekeras apa pun dicari, walau di depan mata, nggak akan ketemu kalau memang bukan kehendak Tuhan. Sekecil apa pun, walau di tempat terpencil, bakal terlihat kalau memang kehendak Tuhan." (Hal.238)
Sejak membaca prolog, jujur aku sudah dibuat penasaran dengan kisah ini. Hingga kemudian aku mulai membaca bab 1 aku dibuat makin penasaran dengan kelanjutan kisah Kekey.
Awalnya aku pikir aku akan disuguhkan kisah remaja biasa. Kisah cinta-cintaan atau perseteruan antar geng biasanya, tetapi ternyata kisah ini tak sesederhana yang kupikirkan.
Resti benar-benar membuatku penasaran membaca sejak halaman awal dan membuatku terus bertanya-tanya apa yang sesungguhnya terjadi. Hubungan antar tokoh yang begitu rumit, terutama Elgo dan Kekey. Sulit sekali membayangkan ada dua orang yang mempunyai hubungan dekat bisa bersikap seperti itu, malah seperti orang asing.
Ternyata aku harus sedikit bersabar untuk terus membaca dan aku benar-benar dibuat terkejut dengan kisah ini. Kisahnya benar-benar kompleks dan rumit. Konfliknya seakan tak berujung, terlalu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan Kekey, dan itu berawal dari sebuah Kebohongan. Kebohongan yang akhirnya malah membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya tersakiti.
"Kalau lo nggak bisa beres-beres, ya jangan ngeberantakin. Kalau nggak bisa memperbaiki, ya jangan lo pecahin. Dan kalau lo nggak bisa ngebahagiain, minimal lo jangan nyakitin." (Hal.214)
Aku bisa mengerti reaksi Kekey saat tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Pasti menyakitkan sekali berada di posisinya. Menjadi orang terakhir yang tahu padahal itu tentang dirinya sendiri. Tetapi untuk membenci Elgo, Tante Diba, dan yang lain juga terasa sulit apalagi saat tahu alasan sesungguhnya.
"Kalian pikir white lie itu eksis? Dalam kebohonhan pasti ada yang disakitin! Entah yang ngebohongin, dibohongin, atau dua-duanya! Because white lie does not exist! (Hal.248)
Membaca kisah ini benar-benar mendebarkan dan menguras emosiku. Ada banyak hal mengejutkan yang terjadi dan benar-benar di luar perkiraanku. Mungkin akan ada yang bilang kalau kisah ini layaknya kisah sinetron, tapi apa yang tidak mungkin terjadi di dunia ini kan ya?
"Semua orang punya kesempatan menghancurkan lo. Tapi lo manusia, bukan pajangan. Lo punya kendali penuh atas diri lo sendiri. Lo bisa milih, mau hancur atau bangkit. (Hal.257)
Walaupun memang ada yang sungguh kusayangnya. Aku sangat menikmati kisah ini bahkan tak sabar untuk terus membaca hingga halaman akhir. Namun, menjelang ending aku sedikit kecewa, karena penyelesaian kisah ini terlalu mudah bahkan terkesan nanggung setelah semua permasalahan yang rumit ini. Apalagi aku merasakan tidak ada akhir yang jelas bagi hubungan (percintaan) Kekey. Tetapi, bukankah happy ending itu memang relatif?
Selamat jatuh cinta dengan kisah Mahardikans :)
-------------------GIVEAWAY TIME----------------
Aku punya 1 eks gratis novel Mahardikans untuk 1 (satu) orang yang beruntung. Caranya:
1. Peserta memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
2. Follow akun sosial media ini:
- twitter @RizkyMirgawati dan @RestiDahlan kemudian share info GA ini mention kami ya sertakan hastag #Mahardikans
- instagram @rizkymirgawati dan @restidahlannn kemudian repost/reshare info GA ini di akun IGmu jangan lupa mention kami sertakan hastag #Mahardikans
3. Follow blog ini via GFC, Google+ atau email
4. Jawab pertanyaan di kolom komentar, dengan format nama, akun twitter/instagram, link share, kota tempat tinggal dan jawabanmu:
Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
5. Giveaway ini akan berlangsung mulai hari ini sampai tanggal 11 April 2017.
Semoga beruntung!!!!
Rizky Tris Sella /@trissella
********UPDATE*********
Saatnya memilih 1 (satu) nama yang beruntung, dan dia adalah:
Rizky Tris Sella /@trissella
Selamat buat pemenang, silahkan DM aku di twitter Nama, Alamat Lengkap dan No.hp yang bisa dihubungi untuk pengiriman hadiahmu ya :)
nama: insan gumelar ciptaning gusti
BalasHapusakun twitter: @san_fairydevil
link share: https://twitter.com/san_fairydevil/status/850517810170044416
kota tempat tinggal: surakarta
Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
Siapa yang suka dengan kebohongan? Walaupun menyakitkan, aku lebih memilih kejujuran yang menyakitkan. Sebab, sama saja. Pada akhirnya kebohongan itu juga akan terungkap. Dan akhir dari kebohongan itu juga menyakitkan. Bukankah jatuhnya lebih menyakitkan karena dua kali terluka. Terluka karena dibohongi dan terluka karena hasil dari kebohongN itu.
Kalau aku sih, mending yang jujur dan sakit diawal. Hanya dipermukaan. Bukan diajak naik pesawat, terbang tinggi, terus dilempar keluar pintu dan terjun bebas. Sakitnya pasti parah dan dalam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Syarlaili Humairoh
BalasHapusAkun Twitter / Instagram : @elyhumairoh
LinkShare : https://twitter.com/elyhumairoh/status/850538299277979649
Kota Tempat Tinggal : Mataram, NTB
saya memilih kejujuran yang menyakitkan itu lebih baik dari kebohongan. kejujuran mencerminkan apa yang orang itu ingin ucapkan atau lakukan yang benar-benar tulus dalam hatinya, tapi kebohongan? tidak ada yg indah, indahnya sesat, bahkan hanya settingan belaka dan sangat menyakitkan apabila kebohongan itu terungkap. kebohongan membuat orang menjadi marah, dendam, bahkan kecewa, sifat kebohongan hanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak bisa menghargai orang lain. sedari kecil hendaknya kita harus jujur entah itu dari percintaan, persahabatan, atau dalam ruang lingkup keluarga. bukankah Allah memncintai manusia yang jujur.
Nama ig : maulidinar_08 asal kota : palu.
BalasHapusPertanyaanya: kamu lebih suka kejujuran yang menyakitkan atau kebohongan.
Saya lebih memiliki kejujuran yang menyakitkan kenapa? Kebohongan itu ngak akan tersimpan selamanya dan akan terkuak nantinya, jadi apa bedanya dengan kejujuran di awal di banding berbohong, kebohongan adalah kejujuran yang tertunda, dan sakitnya itu berkali kali lipat karena kita udah sakit karena kebenaran yang di sembunyikan dan kebenaran itu adalah kebenaran yang menyakitkan. Jadi, untuk apa berbohong jika pada akhirnya kita akan jujur dengan apa yang kita sembunyikan. Ada satu kutipan novel yang saya baca, novel itu pinochio husband, kutipan itu mengatakan jangan berbohong kepada orang yang mencintai mu, jangan mencintai orang yang berbohong padamu. Karena landasan yang kuat dari sebuah hubungan adalah kejujuran, akan sia sia saja jika kau membangun hubungan kepada orang yang berbohong padamu, semua akan hancur pada akhirnya, dan menyisakan luka yang dalam bagi mu. Jadi mulai kejujuran, walaupun kejujuran itu menyakitkan untukmu. #mahardikans
Nama : Raisa Hanifa
BalasHapusAkun twitter : raisahanifa_
Domisili : Bandung
Link share : https://mobile.twitter.com/raisahanifa_/status/850545800480411649?p=v
Kejujuran yang menyakitkan atau kebohongan?
Kalau aku siii, ya pasti kejujuran lah, walaupun menyakitkan.
Sekarang gini deh, apa jujur itu bisa membuat kita sukses di dunia? Menurut aku sih ngga. Kenapa? Karena banyak kok pembohong-pembohong sekarang yang sukses di dunia.
Tapi apa jujur itu bisa membuat kita sukses di akhirat? Menurut aku sih iya. Kenapa? Karena kejujuran akan membimbing menuju kebaikan, dan kebaikan akan membimbing menuju surga.
Kembali ke topik, aku lebih memiih kejujuran tetapi menyakitkan. Karena walaupun menyakitkan, kita sudah tau kebenarannya dan masih bisa dibenarkan. Tapi bagaimana dengan berbohong demi kebaikan? Well, walaupun demi kebaikan, tapi bohongnya gaakan manjur geyyss. Hanya sesaat. Dan ujung-ujung nya juga bakal kebongkar. Jadi, menurut aku sih, lebih baik kita jujur aja. Mau menyakitkan atau mau menyenangkan, yang terpenting kita sudah berbuat positif. Thanksss
Nama: Hunala Sipahutar
BalasHapusTwitter: humala_pahut
Kota: Sibolga, Sumut
Link share: https://twitter.com/humala_pahut/status/850538578270498816
Jawaban:
Saya lebih suka kejujuran walaupun menyakitkan. "Kejujuran" kata seribu makna. Itu yang ditanamkan sedari kecil kepada kita, sedangkan kebohongan tetap akan membawa dampak negatif, tak ada yg suka kebohongan. Kebohongan tetap kebohongan walaupun dikemas dengan cara apapun.
Sedangkan kejujuran merupakan modal hidup yang penting, jika saya harus jujur walaupun menyakitkan saya tetap jujur karna itu adalah langkah tepat bagi saya. Terutama dalam cinta, cinta adalah kata yg tabu untuk di bohongi karena kejujuran itu sendiri adalah cinta itu sendiri. Tak ada yang lebih menyakitkan daripada memendam rahasia, mending di utarakan sejujur2nya sakit di awal tapi bahagia akhirnya. Jujur itu Indah.
"Kejujuaran adalah bab pertama dalam buku kebijaksanaan."
(Thomas Jefferson)
Terimakasih
Nama: Desita Wahyuningtias
BalasHapusTwitter: @desitaw97
Link share: https://twitter.com/desitaw97/status/850559769890902016
Domisili: Surakarta
Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
Tentu saja jawabanku kejujuran (meski kadang menyakitkan). Jika aku dibohongi seseorang, penyesalan terbesarku adalah ‘kenapa dia tidak percaya padaku bahwa aku akan mengerti, sampai-sampai dia harus berbohong’. Akan tetapi jika suatu saat kebohonggannya terbongkar pun, aku tak lantas akan mengabaikannya. Aku akan memilih untuk percaya bahwa dia bukannya bermaksud untuk membohongiku, mungkin dia sedang mencari waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya.
Nama: Erlina Dwi Novitasari
BalasHapusAkun Twitter: @erliynaDN
Link Share: https://mobile.twitter.com/undefined/status/850567491822551040
Kota Tempat Tinggal: Mojokerto
Jawaban:
Kejujuran tapi menyakitkan. Menurut saya, saya lebih baik jujur tapi menyakitkan daripada berbohong. Karena meskipun dengan kejujuran akan menyakitkan setidaknya kejujuran akan membawa sebuah kebaikan untuk nantinya. Daripada berbohong akan menambah beban pikiran dan suatu saat suatu kebohongan juga akan terbongkar.
Nama: devira belin
BalasHapusTwitter: @virscnd
Domisili: semarang
Link share: https://mobile.twitter.com/Virscnd/status/850623793789714432
Jawaban:
Aku lebih memilih diberitahu bagaimana kenyataan yg sebenarnya dengan jujur tanpa ditutupin sesuai faktanya, walaupun kadang kejujuran menyakitkan tapi aku akan menghargai keberaniannya. Daripada mengungkapkan kebohongan hanya untuk menyenangkan sesaat buat apa? Ga berguna. Ungkapkan sejujurnya akan kecewa sementara dan bisa dimaafkan tapi kalo berbohong untuk hal apapun(skalipun untuk kebaikan) itu malah membuat kekecewaan mendalam yg menimbulkan perasaan benci dan susah melupakan kesalahannya. Karena kesalahan lebih sering diingat daripada kebaikannya. Kebaikannya banyak akan kalah jika ia sudah melakukan kesalahan yg fatal termasuk berbohong. Kebohongan pasti lambat laun akan terkuak bagaimana kebenarannya
Nama: julia dwi
BalasHapusTwitter: @juliakartika326
Link share: https://twitter.com/juliakartika326/status/850564010130915329
Domisili: nganjuk
Aku lebih milih jujur tapi menyakitkan. Kenapa? Dalam sejarah manapun dibohongi itu nggak enak. Pilihanku ini berlaku sama saat aku berperan pemberi berita atau pun sebagai penerimanya. Kita harus berani ngomong jujur dong! Karena sekali kita berbohong, maka tidak akan ada habisnya. Akan terus ada kebohongan lain untuk menutupi kebohongan pertama kita. Kalau kebohongan itu terbongkar, bisa jadi bumerang buat diri sendiri. Semua cuma perbedaan waktu, sekarang jujur meski menyakitkan dan selesai, atau sekarang berbohong dan suatu saat nanti terbongkar maka semua selesai!
Nama : Hanum Bella Ardya Garini
BalasHapusTwitter : @Hanumbellaa
Link : https://twitter.com/Hanumbellaa/status/850525106384154624
Kota tempat tinggal : Sragen, Jawa Tengah
Kejujuran!
Karena sejujurnya, aku lebih memilih tersakiti oleh kejujuran dibandingkan terbiasa nyaman dengan kebohongan. Bahkan jika akhirnya semua terungkap, itu jauh lebih menyakitkan. Dan sulit untuk dilupakan.
Nama : Siti Nurhasanah
BalasHapusInstagram : @ndenrh
Link share : https://www.instagram.com/p/BSpCLRlByOC/
Domisili : Sukabumi
Jawaban :
Aku lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan. Lebih baik sakit karena harus jujur daripada sakit karena kebohongan. Toh kebohongan juga nggak bakal memperbaiki sebuah masalah dan bila harus jujur tapi menyakitkan aku akan lebih jujur. Orang-orang kadang bilang, kalau bohong buat kebaikan mah nggakpapa. Lah kok gitu? Ya yang namanya bohong tetep aja bohong nggak ada baiknya. Kalau jujurkan ada baiknya, kalaupun jujurnya menyakitkan setidaknya aku akan memaafkan seseorang yang jujur itu karena dengan jujurnya dia saja sudah ada poin plus untuk aku maafkan. Nah kalau bohong? Udah bohong, nyakitin pula.
nama: Bety Kusumawardhani
BalasHapusakun twitter: @bety_19930114
linkshare: https://mobile.twitter.com/bety_19930114/status/850882689129304065?p=v
domisili: Surakarta
Pertanyaan di atas menginatkanku pada quote Thomas Mann yg mengatakan "Kejujuran yang menyakitkan itu lebih baik daripada kebohongan yang membawa manfaat."
Aku memilih kejujuran yg menyakitkan karena aku lebih mementingkan dampak jangka panjang. Mungkin kita bisa menutupi kesalahan kali ini, tapi pasti di belakangnya akan diikuti kebohongan-kebohongan lainnya. Kebohongan meskipun demi kebaikan itu tetap menjadi candu sebab orang yg sekali berbohong pasti akan melakukan kebohongan-kebohongan berikutnya. Istilahnya tutup lobang gali lobang. Saat ini memang kita merasa aman, akan tetapi hidup kita ke depannya justru akan merasa terbebani dan merugikan diri sendiri. Sebaliknya, hidup kita nanti akan lebih damai dan lebih dipercaya orang lain jika kita berkata sejujurnya saat ini meskipun menyakitkan karena tidak ada yg ditutup-tutupi.
*mengingatkanku
HapusNama: Rizky Tris Sella Maharani
BalasHapusAkun twitter: trissella
Link share: https://twitter.com/trissella/status/850899702581035010
Domisili: Tangerang
Lebih memilih kejujuran atau kebohongan?
Kejujuran, sih, meski sedikit munafik pilihnya hehe. Nggak ada orang yang mau disakiti, meski itu dari kejujuran. Tapi lebih banyak yang nggak mau dibohongin. Tenggelam di dalam kebohongan itu rasanya benar-benar seperti dibodohi. Bahkan kita nggak akan bisa membedakan, apa semua rangkaian peristiwa setelah kebohongan itu muncul diikuti dengan kebohongan lain atau ada selipan kejujuran? Pada akhirnya, kita akan berakhir dengan rasa tidak percaya untuk selamanya.
Yah.....walaupun sakit, aku akan tetap pilih kejujuran sih. Sakitnya ada di awal, setelah itu sudah. Meski penyembuhannya akan lama, tapi aku yakin, semuanya akan baik-baik saja.
Nama: Rizky Tris Sella Maharani
BalasHapusAkun twitter: trissella
Link share: https://twitter.com/trissella/status/850899702581035010
Domisili: Tangerang
Lebih memilih kejujuran atau kebohongan?
Kejujuran, sih, meski sedikit munafik pilihnya hehe. Nggak ada orang yang mau disakiti, meski itu dari kejujuran. Tapi lebih banyak yang nggak mau dibohongin. Tenggelam di dalam kebohongan itu rasanya benar-benar seperti dibodohi. Bahkan kita nggak akan bisa membedakan, apa semua rangkaian peristiwa setelah kebohongan itu muncul diikuti dengan kebohongan lain atau ada selipan kejujuran? Pada akhirnya, kita akan berakhir dengan rasa tidak percaya untuk selamanya.
Yah.....walaupun sakit, aku akan tetap pilih kejujuran sih. Sakitnya ada di awal, setelah itu sudah. Meski penyembuhannya akan lama, tapi aku yakin, semuanya akan baik-baik saja.
Nama : Putri Adika Lestari
BalasHapusInstagram : @putriofficialb
Twitter : @putriofficialB
Link Share : https://www.instagram.com/p/BSpqSf4BzZm/
https://twitter.com/putriofficialB/status/850915996906934272
Domisili : Makassar
Jawaban :
Aku pernah membaca suatu kalimat seperti ini; “Kejujuran memang menyakitkan, tetapi tidak mematikan. Kebohongan memang menyenangkan, tetapi tidak menyembuhkan.”.
Jadi menurutku lebih baik jujur sejak awal walaupun kejujuran itu menyakitkan daripada menutupi sebuah kebohongan hanya untuk kesenangan sesaat, karena suatu saat nanti kebenaran pasti akan terungkap. Kebohongan itu ibarat bangkai, seberapa keras pun usaha kita untuk menutupinya, suatu saat kebohongan itu pasti akan tercium. Bahkan untuk sebuah kebohongan yang kita lakukan pasti juga akan menimbulkan kebohongan-kebohongan lain untuk menutupinya. Dan memang tepat sekali jika dikatakan kalau kebohongan itu adalah kejujuran yang tertunda. Semakin kita menundanya semakin banyak kebohongan yang harus menutupinya dan semakin banyak pula rasa sakit dan kecewa yang akan timbul diakhirnya. Singkatnya, untuk apa kita berbahagia di awal kalau akhirnya harus menelan banyak rasa kecewa?
Kebohongan yang awalnya manis pasti akan menjadi pahit dan sebaliknya kejujuran yang awalnya menyakitkan akhirnya akan membawa kelegaan, ketenangan dan kebahagiaan. :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Rinita
BalasHapusTwitter / Ig: @Rinitavyy / @Rinvirgo_
Link Share:
--> https://mobile.twitter.com/RinitAvyy/status/850949379917619201?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5117617267
--> https://www.instagram.com/p/BSp12l0gXuB/
Domisili: Kediri
Q: Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
A: Kadang aku merasa berada di persimpangan kalau disuruh milih
"Kejujuran Walau menyakitkan Atau Berbohong?" Dua-duanya memang punya tujuan yang sama positifnya.
Tetapi kalau di pikirkan secara bijak, aku lebih memilih opsi kejujuran menyakitkan. Alasannya, karena bagaimana pun di bohongi, apalagi oleh orang-orang terdekatmu itu lebih mengecewakan, dan sakitnya tak terkirakan bahkan tak termaafkan daripada mereka berkata jujur, yang mungkin sakitnya seperti angin lalu dan tak lama pasti cepat hilang. Lagipula jujur pun nggak melulu tentang sesuatu yang menyakitkan, malah ada hikmah tertentu yang diperoleh.
Berbeda dengan berbohong. Ketika seseorang melakukan kebohongan, sama halnya orang pertama yang dibohongi adalah diri sendiri. Intinya berbohong itu seperti bom, sekalipun disaat itu selamat dan aman tapi itu bersifat sementara Karean seperti yang kita ketahui, sifat bom adalah sewaktu-waktu bisa meledak dan menimbulkan masalah serius. Belum lagi tentang kerbohongan yang justru menjadikan hidup semakin nggak tenang, sering diliputi rasa takut kebohongan terbongkar, sampai kegelisahan, yah pokoknya terus dihantui rasa ketakutan yang semakin membuat seseorang hidup dalam kebohongan demi kebohongan untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
Lagian hidup jujur dan apa adanya aku rasa jauh lebih baik, lebih enjoy, lebih menyenangkan. Dan semisal ternyata kejujuran itu amat sangat terpaksa tidak boleh di utarakan demi kebaikan suatu individu atau kebaikan bersama, maka ya kita tidak perlu mengatakan yang sebenarnya, dengan cara diam saja atau jelaskan jika untuk saat ini kita memang tidak bisa mengatakannya, itu jauh lebih bijak daripada harus berbohong.
Nama: hapudin
BalasHapusTwitter: @adindilla
Link share: https://twitter.com/adindilla/status/850990151207538689
kota: Cirebon
jawaban: Saya memilih kejujuran walau menyakitkan. Setidaknya pilihan ini akan menyelesaikan permasalahan. Sedangkan kebohongan yang menyenangkan justru akan memunculkan permasalahan lainnya. Seperti bola salju yang menggelinding, mulanya kecil tetapi kelamaaan akan jadi besar. Saya selalu lebih siap menjadi penyampai atau penerima kejujuran walau efeknya menyakitkan. Dan saya justru akan marah jika jadi penerima kebohongan walau menyenangkan.
Nama: Rohaenah
BalasHapusTwitter: @rohaenah1
Link share: https://twitter.com/rohaenah1/status/851020716434538497
Kota: Jakarta
Jawaban: Semenyakitkan apapun kejujuran bagi saya lebih baik daripada kebohongan. Ada pepatah mengatakan kejujuran itu mahal harganya, benar memang karena sesuatu yang baik akan selalu ada tantangan dalam melakukannya. Meskipun kebohongan itu manis, tapi lama kelamaan akan menjadi bumerang buat kedua pihak.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusnama: Rohimah Muthmainnah
BalasHapusakun twitter: @InaELFINA10
link share: https://twitter.com/Ina_ELFINA10/status/851174960609480704
kota tempat tinggal: Bekasi
Jawaban :
Aku memilih Kejujuran. mungkin orang berfikir kejujuran itu menyakitkan. sebenarnya kebohongan itulah yang lebih menyakitkan. menyakitkan untuk orang yang kita bohongi, dan juga menyakitkan untuk diri kita sendiri. dengan kebohongan, orang kita bohongi suatu saat nanti akan terluka jika sudah mengetahui kebenaranya. dan diri kita sendiri, itu akan merasakan tidak nyaman, tidak tenang, merasa bersalah, dan ketakutan. karena kebohongan itu, hanya akan mendatangkan kehancuran.
jadi jika kita berfikir berbohong untuk kebaikan, menurutku itu salah.
karna kebohongan itu bukan perilaku kebaikan tetapi keburukan. ketika iya berfikir untuk berbohong demi kebaikan itu hanya pikiran mereka untuk menenagkan dirinya karena sudah berbohong. namun tetap saja mereka tetap gelisah dan merasa bersalah.
Jadi sebenarnya kebohongan itu lah yangebih menyakitkan dan tersiksa dibandingkan kebenaran.
karna tidak ada kebenaran yang menyakitkan.
Elsita F. Mokodompit
BalasHapus@sitasiska95
https://twitter.com/sitasiska95/status/851249495580868608
Morowali
Kejujuran walau menyakitkan. Buatku sih mending sakit sekarang dengan menghadapi kenyataan daripada dibahgiakan dengan kebohongan yang ujung-ujungnya juga hanya akan menyakitkan bahkan melebihi dengan rasa sakit karena kejujuran.
Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
BalasHapusNama : Ika Mayang
Akun IG : https://www.instagram.com/dumzcharming/
link share : https://www.instagram.com/p/BSmvtnBgk50/
Tempat tinggal : Cileungsi - Bogor 16820
Aku lebih suka kejujuran.. walaupun tidak mudah menerima kejujuran yang disampaikan oleh orang lain kepada kita. Jujur itu sakitnya hanya di"awal" dan hanya mengalami satu kali kalo bohong.. sakit yang dirasakan 2x sama seperti luka karena terjatuh dan luka tersebut dikasih air jeruk nipis.
Nama: Sari Rahmawati
BalasHapusAccount twiiter: @rie_bundaAzka
IG: @rie_bundaazka
Link share twitter: https://twitter.com/rie_bundaAzka/status/851289549569368065
Domisili: Bogor
saya lebih suka kejujuran walaupun menyakitkan. Ibarat obat yang terasa pahit tetapi mampu memberikan efek menyembuhkan walau mungkin sesaat setelah obat tertelan kita belum merasakan khasiatnya, kita hanya merasakan pahit bahkan masih terasa pahit di lidah dan tenggorokan walaupun obat sudah tertelan dan tidak bersisa di mulut. Namun setelah beberapa saat barulah efek dari obat akan mulai terasa sehingga membuat tubuh kita menjadi lebih baik. Kurang lebihnya seperti itulah kejujuran. Begitupun sebaliknya jika kita lebih suka kebohongan sama saja memelihara penyakit dalam tubuh kita. Permen yang terasa manis di lidah bisa saja menjadi penyebab sakit gigi bahkan konon sakit gigi bisa menyebar dan menyebabkan penyakit lain yang lebih serius. Kebohongan jika sudah dilakukan akan membuat pelakunya ketagihan untuk terus berbohong, semakin besar kebohongan yang diperbuat akan semakin sulit untuk dihentikan. Kita akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan lainnya. ketika ada masalah bukannya solusi yang didapat kebohongan hanya meredam masalah untuk sementara namun pada akhirnya kejujuran jugalah yang menyelesaikan. Lebih baik jujur dari awal sebelum kejujuran datang terlambat karena waktu tidak bisa diputarbalikkan dan keadaan menjadi rumit akibat kebohongan yang telah diperbuat.Serapat apapun suatu kebohongan ditutupi suatu saat pasti akan terbongkar.
Nama: Ulva Novitasari
BalasHapusAkun instagram: @ulvanov
Link share:https://www.instagram.com/p/BSsjESulKqn/
Kota tempat tinggal: Blitar - Jawa Timur
Aku pasti lebih memilih kejujuran walaupun itu menyakitkan. Kenapa? Karena semenyakitkannya sebuah kejujuran itu sebenarnya baik buat diri sendiri. Dari pada kebohongan manis tapi akhirnya malah menjatuhkan. Kan lebih baik jatuh dulu lalu bangkit lagi, bukan melambung tinggi kemudian jatuh terhempas.
Nama: Ainhy Edelweiss
BalasHapusTwitter @ainhy_edelweiss
Domisili: Makassar
Link share: https://mobile.twitter.com/undefined/status/851347840718610433
Jawaban:
Aku lebih suka kejujuran sekalipun menyakitkan. Karena meskipun menyakitkan itu adalah sebuah kebenaran. Seandainya pun seseorang berbohong demi tidak menyakiti perasaan, aku rasa sama aja ttp tdk jujur. :)
Nama: Yessie L Rismar
BalasHapusTwitter: @yessielrismar
Domisili: Jakarta
Link share Twitter: https://twitter.com/yessielrismar/status/851364753129619456
Jawaban:
Lebih suka kejujuran menyakitkan. Sebenarnya singkat saja alasannya, karena sebenarnya dua pilihan ini sama-sama bakalan menyakitkan. Tapi, kejujuran (sekalipun sakit) itu lebih mudah diterima daripada kebohongan. Karena bagaimana pun juga, jujur akan bermuara pada kebaikan, sementara bohong tidak.
Nama : Martina Ermakova Sabina
BalasHapusTwitter : @meeyrsaa
Dom : Solo
Link share : https://twitter.com/meeyrsaa/status/851397697374347265
Kejujuran yang menyakitkan. Karena seburuk-buruknya kejujuran, lebih baik daripada kebohongan. Saya jadi teringat Kousei dan Kaori dari Shigatsu Wa Kimi no Uso, semuanya berawal dari kebohongan. Dan pada akhirnya, kebohongan itu yang menghancurkan mereka sendiri.
Nama: Febie Melly I
BalasHapusTwitter: @febiemel
Domisili: Jakarta
Link share twitter: https://mobile.twitter.com/febiemel/status/851399988965908480
Jawaban:
Aku pilih kejujuran walaupun itu menyakitkan dari pada kebohongan yang manis. Karena bagiku kejujuran adalah hal kecil yang harus dipegang teguh oleh manusia sekalipun mereka akan mendapatkan hal yang tidak diinginkan dari buah hasil kejujurannya. Selain itu kejujuran yang menyakitkan sebenarnya mengandung pesan tersirat untuk kita agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Tidak seperti kebohongan yang manis, hal tersebut sama seperti kita memakan permen karet, yang manis pada awalnya dan akan menyisakan pahit dikemudian.
Nama : Amalia
BalasHapusInstagram : @ailamaa__
Domisili : Ciamis, Jawa Barat
Link share :
https://www.instagram.com/p/BSshC0HDISm/
Jawaban :
Saya lebih suka kejujuran, walaupun hal itu menyakitkan. Kenapa? Karena saya benci dengan kata bohong. Sekali orang itu berbohong, jangan harap kepercayaan saya kembali utuh seperti semula. Toh, pada akhirnya kebohongan itu juga bakal terungkap kebenarannya. Jadi, untuk apa berbohong dengan kata2 manis? Kalo pada akhirnya menyakitkan juga?
Tak ayal, keduanya emang menyakitkan. Tapi, setidaknya dengan kejujuran rasa sakit itu tidak terlalu ketara, karena kita masih merasa dihargai. Kita masih bisa memaafkan dan dimaafkan, lebih menghargai dan dihargai tatkala kita berbicara kejujuran walaupun hal itu menyakitkan.
Hidup sederhana dalam kejujuran yang menyakitkan lebih baik, ketimbang hidup bahagia dalam sebuah lingkup kebohongan dan kepalsuan.
Tary Wilujeng
BalasHapusTwitter : @taryhirata
link share : https://twitter.com/taryhirata/status/851602100563869700
Kota : Malang
Jawaban :
Kejujuran yang menyakitkan dan kebohongan adalah sama-sama seperti makan buah simalakama. Dua-duanya nggak ada yang enak. Ujung-ujungnya adalah luka. Tapi sesuai pengalamanku, lebih baik adalah kejujuran yang menyakitkan. Kenapa? karena keduanya sama-sama melukai (kebohongan kalau terbongkar juga melukai) lebih baik hal yang melukai itu dibongkar sejak awal, artinya harus jujur walau sakit. Seperti luka, jika ketahuan sejak awal lalu diobati maka akan sembuh seiring waktu. Tapi jika luka itu disimpan maka lama-lama akan menjadi borok dan bernanah, bisa disembuhkan juga cuma perlu waktu yang panjang karena sudah terlanjur memborok dan merusak sel-sel yang lain. Maka dari itu, lebih baik jujur walau menyakitkan nanti akan sembuh seiring waktu.
nama: mariyam
BalasHapustwitter: @mariyam_elf
link share: https://twitter.com/mariyam_elf/status/851624104092344320
kota: surabaya
pertanyaan yg sulit. tp klo harus milih aku lebih suka kejujuran walaupun itu menyakitkan. karena tidak ada yg lebih berharga dri kejujuran sesakit apapun itu. manusia memang tidak akan selalu berkata jujur, tetapi setidaknya kejujuran sangat diperlukan dalam kehidupan kita ini. bayangin aja klo setiap orang hidupnya kebohongan terus, tanpa adanya satupun kejujuran, pasti hidup orang itu tidak akan bahagia.
bohong itu memang wajar dilakukan, tetapi selama bisa jujur lebih baik harus jujur.
Nama: Lina Ernawati
BalasHapusTwitter: @Linaernaw
Instagram: @tinkeirbell
Link share:
Twitter:
https://twitter.com/Linaernaw/status/851672606793015297
Instagram:
https://www.instagram.com/p/BSu-EcaFlKs/
Domisili: Tangerang
"Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?"
Saya termasuk orang yang suka kejujuran walaupun itu menyakitkan. Bagi saya, berbohong hanya akan mempersulit keadaan.
Saya lebih suka pada seseorang yang berkata sesuai dengan kenyataan, walaupun pada akhirnya akan terasa menyakitkan karena hasil dari kejujuran itu.
Kejujuran memang bisa sangat menyakitkan. Tetapi itu lebih baik daripada berbahagia karena kebohongan.
Kejujuran yang menyakitkan itu jauh lebih baik daripada kebohongan yang hanya sesaat membahagiakan.
Kejujuran bagi saya adalah dasar yang sangat penting untuk menjadi sukses. Tanpa kejujuran, tidak akan ada keyakinan dan kemampuan untuk bertindak.
Sikap jujur mungkin tidak akan selalu memberikan teman yg banyak, tapi kejujuran akan selalu memberikan teman yang baik.
Menurut saya, kejujuran dapat membantu seseorang untuk menjalani hidup dengan kedamaian.
Kejujuran itu memang pahit, tapi kebohongan akan lebih terasa pahit lagi.
Mariya Azka
BalasHapusInstagram : @azkam972
Domisili : Purwokerto
Linkshare :
https://www.instagram.com/p/BSuUu6wAvtf/
👉 kamu lebih suka kejujuran tapi menyakitkan atau kebohongan?
Aku sebenarnya lebih suka kejujuran, tapi bukan berarti kejujuran dalam semua hal. Kadang, ada saat tertentu aku lebih suka kebohongan. Walaupun pada akhirnya kebohongan itu akan terbongkar.
Intinya, aku suka keduanya. Kejujuran yang menyakitkan juga kebohongan. Tergantung dengan situasi dan kondisi ajha.
Nama : Humaira
BalasHapusAkun Twitter : @RaaChoco
Link Share : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/851702962405621760?p=v
Kota Tempat Tinggal : Purwakarta
Kamu lebih suka kejujuran tetapi
menyakitkan atau kebohongan?
Bagiku kebaikan dan kebenaran akan tetap terungkap bagaimana pun caranya, hanya masalah perkara waktu. Tapi, kebohongan akan tetap menjadi sebuah kebohongan meski itu dilakukan untuk kebaikan. Bukan masalah siap atau tidak siap, tapi lebih kepada bagaimana kita bisa menerima hal terburuk dalam hidup dan menanggapinya dengan bijaksana.
Untukku betapa pun menyakitkannya kejujuran, lebih baik diungkapkan diawal agar aku bisa dengan segera mengambil tindakan terbaik setelahnya. Sakitnya pun aku yakin tak akan semenyakitkan jika kejujuran itu ditutupi dengan kebohongan.
Namun kebohongan yang begitu menggiurkan memiliki dampak yang amat besar. Kepercayaan yang kita taruh kepada seseorang yang telah melakukan kebohongan akan merosot drastis. Dan kebohongan itu memiliki efek candu, sekali kebohongan dikatakan, akan ada kebohongan-kebohongan lain yang mengikuti.
Yang sangat menyakitkan itu bukan hal yang dikatakan saat kejujuran terungkap, tetapi kebohongan. Mendapati diri dibohongi dan dibodohi sangat melukai hati.
Nama: Rina Fitri
BalasHapusTwitter: @Rinafiitri
Domisili: Banda Aceh
Link Share:
https://twitter.com/Rinafiitri/status/851593569211043840
Aku tidak mau munafik dengan memilih kejujuran meskipun meskipun menyakitkan, daripada kebohongan. Bagiku itu hanya alasan klise. Tidak ada seorang pun yang mau tersakiti, meskipun itu dengan sebuah kejujuran. Jika aku menuruti perasaan dan intuisi, maka aku memilih kebohongan. Dengan catatan tidak pernah mengetahui kebenarannya sampai kapanpun. Aku hanya terlalu takut tersakiti. Kadang-kadang, memang lebih baik tidak mengetahui apa-apa. Meskipun sejatinya, ketidaktahuan hanyalah penghambat menuju sebuah kekecewaan. Tetapi jika menuruti logika, maka jelas kejujuranlah yang benar menurut logika. Meskipun itu menyakitkan. Siapa yang tidak sakit dan kecewa? Jika seluruh dunia tau sesuatu dan hanya diriku yang dibiarkan kebingungan. Siapapun percaya bahwa kekecewaan yang kudapat pada akhirnya akan jauh lebih besar.
Nama : Sri Ningsih
BalasHapusAkun Twitter : @celikningsih
Link Share : https://twitter.com/Celikningsih/status/851758222348140544
Domisili : Medan
Jawaban :
Aku lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan. Kejujuran semenyakitkan apapun, akan membuat kita bisa menerima kenyataan/kebenaran itu dengan perlahan atau cepat, karena kejujuran itu memang fakta nyata yang memang terjadi. Ya walau diawalnya pasti merasa kecewa terlebih dahulu. Sedangkan kebohongan, malah membuat kita berbiasa membiarkan kepercayaan terkikis perlahan, dan akhirnya merasa nyaman bersembunyi di balik kebohongan. Sampai akhirnya tersadar, telah hilang pijakan diri atas kepercayaan itu sendiri.
Nama: Ana Bahtera
BalasHapusTwitter: @anabahtera
Link: https://twitter.com/anabahtera/status/851797822940651524
Domisili: Banda Aceh
Jawaban:
Kejujuran tapi menyakitkan karena bagaimanapun jujur itu adalah kunci segalanya. Jujur yang membuat hidup ini benar-benar dijalan yang seharusnya. Kebohonga hanya sebagai pemanis di awalnya saja, namun kejujuran walaupun menyakitkan awalnya tapi akan menciptakan rasa manis diakhir cerita.
Nama: Rizki Fitriani
BalasHapustwitter: @Kikii_Rye
link share: https://twitter.com/Kikii_Rye/status/851813832552992770
domisili: Sidoarjo
kedua pilihan di atas sama menyakitkan. hanya waktunya saja yg berbeda. sepandai apapun kebohongan yg ditutupi, pasti akan ketahuan juga. meskipun itu kebohongan demi kebaikan.
aku lebih memilih kejujuran meski menyakitkan. karena dg jujur, rasa kecewa bisa dirasakan lebih awal, dan tidak berlangsung lama. beda jika ketahuan berbohong, rasa kecewa yg dirasa berkali lipat menyakitkan, karena merasa bodoh dan tidak berguna sebab baru mengetahui faktanya setelah sekian lama.
Nama: Larastanie Afdha
BalasHapusTwitter: @Larasta_
Domisili: Tangerang
Link share: https://mobile.twitter.com/Larasta_/status/851819480695033856?p=v
"Kejujuran adalah kebijakan yang paling baik." (Benjamin Franklin)
Aku memilih Jujur tapi Menyakitkan. Mungkin tanpa aku sadari, aku pernah melakukan kejujuran yg membuat orang lain sakit hati tapi aku percaya bahwa itu tindakan yang lebih tepat. Kebohongan akan membawa perasaan yang tidak tenang, walau kebohongan yang awalnya manis, namun jika semua hal manis itu didasari oleh kebohongan, tentu akan berbalik menjadi hal yang pahit. Karena selama apapun kita mencoba menutupi kebohongan, suatu saat akan. erbongkar juga. Sebaliknya, Kejujuran diawal yang biasanya menyakitkan, namun sebanding dengan setelah itu kita akan menemukan ketenangan dan kelegaan. Kebohongan, mereka hanya indah diawal namun pahit diakhir. Berbeda dengan Kejujuran, mereka awalnya memang menyakitkan namun Ketenangan hati adalah akhir yang indah untuk Kejujuran.
Nama : Laela Khikmawati
BalasHapusTwitter : @elaaakk
Link share :
https://twitter.com/Elaaakk/status/851821217438867456
Domisili : Pekalongan
Kamu lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan atau kebohongan?
Kejujuran tp menyakitkan.
Jawabanku memang klise. Dijaman sekarang ini, orang² selalu berkata jujur lebih baik, jujur sangat penting dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya, banyak dari mereka yang lebih menyukai dan lebih memilih keindahan yg dibalut dalam kebohongan.
Bagiku kejujuran itu sangat penting dalam hidup kita. Seperti tulisan Tere Liye dalam salah satu bukunya, “Tidak ada kehilangan yang paling menyedihkan di dunia ini selain kehilangan kejujuran, harga diri dan martabat.“ Jujur menurutku adalah hal yg sangat prinsipil. Layaknya pondasi dari sebuah rumah, kejujuran akan membangun dan menguatkan kehidupan kita.
Jujur itu hal yg sederhana, sangat mudah untuk dilakukan, namun sulit untuk dipertahankan. Jujur memang tidak dapat membuat kita menjadi kaya, namun jujur bisa membuat kita dihargai oleh orang lain.
Nama: Lynn Melody
BalasHapustwitter: @justlynn23
link share: https://mobile.twitter.com/justlynn23/status/851839812910817280
domisili: Banjarmasin
Jawaban: aku lebih suka kejujuran tetapi menyakitkan daripada kebohongan walau membahagiakan. Karena kejujuran itu segalanya bagiku walaupun menyakitkan sekalipun.